BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam beraktivitas sehari-hari manusia selalu menggunakan
pola pikir. Alat yang digunakan manusia dalam pola pikir tersebut yaitu melalui
pengamatan indera yang menghasilkan suatu konsep yang disebut penalaran. Ada dua jenis
metode dalam menalar yaitu konduktif
dan deduktif. Metode berpikir deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Contoh: Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Berdasarkan
uraian diatas penulis ingin menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan
berpikir deduktif.
1.2
RUMUSAN MASALAH
- Sebutkan macam-macam silogisme?
- Jelaskan macam-macam silogisme tersebut?
- Apakah yang dimaksud dengan entinem?
1.3
TUJUAN
Untuk menjelaskan
tentang berpikir deduktif kepada pembaca yang berguna untuk kehidupan sosial
maupun dalam penulisan ilmiah untuk mahasiswa.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SILOGISME KATEGORIA
Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan)
dan sebuah konklusi (kesimpulan).Silogisme kategorial adalah silogisme yang
semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis
Mayor)
Akasia adalah
tumbuhan (premis minor).
∴ Akasia
membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme
Katagorik.
- Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
(mayor).
Sebagian makanan tidak menyehatkan
(minor).
∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
- Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi
tidak disenangi (mayor).
Sebagian pejabat korupsi (minor).
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
- Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa politikus
tidak jujur (premis 1).
Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak
bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat
kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
- Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
Kedua premis tersebut tidak
mempunyai kesimpulan
- Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
- Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
Kerbau adalah
binatang.(premis 1)
Kambing
bukan kerbau.(premis 2)
∴ Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi
merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
- Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
Januari
adalah bulan.(minor)
∴ Januari bersinar dilangit?
- Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:
Kucing adalah binatang.(premis 1)
Domba adalah binatang.(premis 2)
Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
Sawo adalah tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak
dapat diturunkan kesimpulannya
2.2 SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme hipotetik adalah argumen
yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya
adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
∴ Saya naik becak (konklusi).
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan, bumi akan basah
(mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan
dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan
dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak
penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme
Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah
dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran
konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila
antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum
silogisme hipotetik adalah:
- Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
- Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
- Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
- Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
2.3 SILOGISME ALTERNATIV
Silogisme alternatif adalah
silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
2.4 ENTINEM
Silogisme ini jarang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya
premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
BAB III PENUTUP
Kesimpulannya adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus yang disebut metode deduktif. Metode deduktif banyak digunakan oleh
mahasiswa dalam penulisan ilmiah.
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
SOAL-SOAL BAB II
1.
Argumen
yang premis mayornya berupa proposisi hipotetis, sedangkan premis minornya
adalah proposisi katagorial merupakan pengertian dari :
A.
Silogisme
Kategorial
B.
Silogisme
Hipotesis
C.
Silogisme
Alternatif
D.
Entinem
2.
Ada
berapa macam tipe dalam silogisme hipotesis?
A.
3
B.
4
C.
2
D.
1
3.
Merupakan
silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut
dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain merupakan pengertian
dari :
A.
Silogisme
Kategorial
B.
Entinem
C.
Silogisme
Alternati.
D.
Silogisme
Hipotesis
4.
Berikut
contoh kalimat silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian
antecedent, kecuali :
A.
Jika
hujan, saya naik becak.
B.
Jadi, hujan
telah turun
C.
Sekarang
hujan
D.
Jadi,
saya naik becak
5.
Premis
yang menghubungkan premis mayor dengan premis minor adalah :
A.
Premis
penghubung
B.
Premis tengah
C.
Premis
mayor
D.
Premis
minor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar